Sempurnalah Penderitaanku

.

Aku enggan meluapkannya padamu

Atas setiap kesakitanku,

Setiap rasa ngiluku

Pun nyeri yang menusuk kalbu

.

Bagaimana mungkin kau tak tahu?

Telah berulang kali kukatakan padamu

Kaulah sumber bahagia dan deritaku

Tak perlu bertanya,

Ada apa denganku….

Jika kau penyebab segalanya

.

Kau sapa aku hanya karena kewajiban

Perhatianmu hanya sebab kebiasaan

Ala  kadarnya…., tanpa makna

Hampa……..

.

Jika kau ingin berlalu dariku

Andai aku hanyalah beban bagimu

Kala air mataku tak dapat menghalangi langkahmu

Kalau tak ada cinta tulus darimu

Pergilah…….kuikhlas

*********

Tuan Tak Hendak, Aku Tak Ingin

[wallcoo]_Watercolor_Paintings_cover_girls_bi436

 

Kuungkapkan harap dan inginku

Tuk mengubah segala yang terlanjur rancu

Tapi kau tak mengerti isyarat dariku

Seakan kau asyik dengan duniamu, tanpa aku!

Jangan salahkan aku, jika hatiku membatu

.

Kini…..

Kutanyakan padamu, wahai tuan jumawa

Begitu sulitkah mengerti aku….?

.

Di depan kita jalan berkelok, Tuan…..

Terjal, bahkan jurang terbentang di sekelilingnya

Andai tak peka, kita akan jadi korbannya

Jika saat itu tiba, memohon pun tiada guna

Airmata darah tak akan mengubah segalanya

Mengapa tak kau pahami jua?

.

Kalau tanpa ucap tak kau pahami,

Biarlah kuberikan sedikit kata

Masih belum cukup juga?

Kulebihkan menjadi satu kalimat permintaan

Sampai aku tak berdaya dan lelah…..

Teruskanlah berbangga dengan laku dan egomu

.

Hai Tuan…..

Kini kubangkit dari rasa sakit terjajah olehmu

Aku berontak dan balas melawanmu

Ingatlah Tuan, semutpun akan menggigit jika terinjak

Dan aku,…… Aku tak sudi mati tak berarti

.

Jika duka yang Tuan rasa

Nikmatilah ……sebagai buah dari lakumu

Kukatakan padamu Tuan terhormat,

Tuan tak Hendak, aku-pun tak ingin

Mari kita angkat senjata, dan siap mati bersama

********

Tentangku

Gambar

Tentang rindu ini…

Biarlah kusimpan hanya untukku, dalam hatiku

Tak ingin kau ikut merasakannya

Kan kubebaskan  ia berlabuh di dalam jiwa rayaku

.

Tentang  resah ini….

Tak perlu jua kau mengerti, cukup aku saja!

Tak  ada niatku  tuk  berbagi denganmu

Biarkan ia merdeka  dalam lingkup batinku

.

Tentang harapku ini…..

Sebuah asa yang tak pernah lepas dalam hatiku

Tak peduli nantinya akankah jadi nyata

Kupuas hanya dengan sebuah harap

.

Tentang  pintaku…..

Tak akan kuulangi ucapku padamu

Harusnya kau rasa, walau tanpa kata

Jika kau mengaku, mengerti aku

.

Tentang cintaku…

Tak seorangpun dapat mengendalikan hatiku

Ia  bebas menentukan, di mana ia bertahta

Mencari tempat yang damai tuk menetap selamanya

.

Tentang egoku…..

Tak ada mauku tuk membuangnya, seperti pintamu

Merdekalah aku dengan segala yang melekat padaku

Sbab, inilah aku apa adanya

.

Inilah sekelumit tentangku

Dengan segala kekurangan dan kelebihanku

Tak peduli penilaian orang terhadapku

ya……..inilah aku!

oooooOOOooooo

Kuingin Kau Bahagia

13323383961439443093

Kuingat pada sore itu, di sebuah bangku panjang kita duduk berdua. Nampak olehku ada sesuatu  maha penting  yang ingin kau sampaikan padaku. Kegelisahan nampak nyata pada raut wajahmu yang biasanya santai. Jemari tanganmu saling meremas satu sama lain, hingga menimbulkan bunyi yang menggiris bagiku. Apa gerangan berita penting itu, hingga membuat engkau begitu gelisah?

Kutatap wajahmu tepat dikedua bola matamu. Kau menghindar tatapanku, kalah. Lantas menunduk, seakan ujung sepatumu dan sepatuku lebih menarik perhatianmu daripada aku yang ada di sampingmu. Tak sabar kuraih kedua tanganmu, kugenggam dengan kuat dan kuletakkan di pangkuanku seolah ingin menguatkanmu. “Sekarang, ceritakanlah padaku apa yang hendak kau katakan. Aku siap mendengar apapun itu.” ucapku pelan tanpa melepaskan genggamanku.

Dengan kalimat yang terpatah-patah kau ceritakan padaku tentang siapa dirimu sesungguhnya. Sangkamu aku akan terkaget-kaget dan segera membalikkan badan  meninggalkamu? Sama sekali tidak, …..sayang! Tak ada yang berubah pada diriku setelah mendengar ceritamu. Malah aku semakin mengerti engkau, makin kumencintaimu. Hapus semua keraguanmu padaku!

Apapun adanya dirimu  tak akan mengurangi penilaianku terhadapmu. Kau tetaplah sama dengan yang pertama kukenal. Kau adalah kau, sosok yang membuatku kagum dengan segala sikap dan ulahmu. Dengan segala kelebihan dan kekuranganmu. Manusia tak ada yang sempurna, bukan?

Pernahkah kau mendengar tentang ‘metamorfosa manusia‘? Setiap manusia pasti mengalami metamorfosa. Akan tetapi kita beda dengan kupu-kupu dan katak yang mengalami metamorfosa dengan proses yang sama. Sedang kita,… kita dapat merubah diri kita menjadi lebih baik,dan lebih baik lagi tanpa merubah bentuk kita.

Yakinlah sayang, jika kita berusaha tak akan ada yang sia-sia. Paling tidak, kita dapat mengambil hikmah atas suatu kegagalan dan mensyukuri atas suatu keberhasilan. Kegagalan adalah pelajaran berharga agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jalanilah hidup seperti air mengalir, ikuti arusnya yang membawa kita dan jangan dilawan! Karena itu akan menguras tenaga dan berakhir sia-sia.

Maafkanlah aku yang tak peka selama ini, berbagai tuntutanku pastilah menimbulkan kesulitan buatmu. Sering kuberteriak dalam hati, mengajukan protes atas sikapmu yang menurut tak sebanding dengan yang kulakukan untukmu. “Kau tak peduli padaku, kau biarkan rasa cemasku menunggu kabar darimu dan kau tak menyayangiku sebesar aku menyayangimu!”, dan banyak lagi tuduhan-tuduhanku terhadapmu tanpa kucoba mencari tahu penyebabnya.

Yang kutahu, kau harus ada disetiap aku butuhkan. Kau harus siap menghiburku kala kusedih, memberikanku semangat saat kuterpuruk, memberikan solusi atas masalahku! Tapi tak kusadari, engkaupun punya segudang masalah yang tak ingin aku ketahui. Kau sembunyikan rapat-rapat dariku dengan alasanmu sendiri.

Pernah kuberteriak kala kita beselisih “Tuhan, adakah kau ciptakan jalan yang indah untuk sebuah perbedaan??” Padahal kusadari karena perbedaanlah yang membuat semuanya menjadi indah. Seperti katamu ” coba bayangkan, jika di bumi ini semua bunga hanya ada satu warna, di mana letak keindahannya? Tuhan menciptakan perbedaan agar kita dapat menikmati keindahannya

Tahukah kau, aku bangga padamu.  Bangga dengan perjuanganmu menghadapi hidup . Aku merasa punya arti jika diizinkan mengambil bagian dari masalahmu, mungkin tak banyak yang dapat kuperbuat. Paling tidak, aku akan menjadi pendengar yang baik bagimu. Ceritakanlah padaku semua keresahan dan membelitmu selama ini. Jadikan aku sebagai kertas untuk menulis semua yang kau rasa dan aku siap menampung semua yang akan kau tulis.

Berbagai kejadian telah kita alami bersama, dan setiap kali masalah datang, sejauh ini kita dapat menyelesaikannya. Aku ingin kita seperti sebuah team, team  yang solid untuk kita sendiri. Aku tak ingin kau menyembunyikan gurita hidupmu sendiri, heeeiiii…. masih ada aku!! Aku siap menjadi kertasmu, sekaligus menjadi penamu. Ayo tuliskan semua resahmu…….gerakan jemarimu dan mulailah menulis.

*****

Dan malam ini, aku merasa sendiri!  Kejadian sore itu bagai  baru kemarin kurasa. Seperti yang berulang-ulang kukatakan padamu “aku akan turut berbahagia jika engkau bahagia” dari jauh kulihat engkau nampak tertawa bahagia bersama seorang  wanita yang telah menjadi ibu dua malaikat kecilmu. Tak terasa menetes air mataku, entah air mata bahagia ataukah air mata penderitaan. Aku tahu suatu saat semua ini akan terjadi. Walau telah kupersiapan jauh-jauh hari, tetap saja rasa ngilu itu ada.

                                                           *****

Pernah kubaca kalimat seperti ini “Andai semua angan dapat kugapai tanpa cela, maka akan kutembuskan anganku melewati batas cakrawala. Memilikimu adalah mimpi yang terindah. Dan melabuhkan hati padamu adalah pengharapanku yang sebenarnya. Tapi merelakanmu adalah hal terhormat “.
Ahhhhh….. cukuplah sudah kusaksikan kau bahagia, biarlah aku menata kembali sekeping hati yang porak poranda. Kuyakin aku mampu mengatasi kemelut dalam batinku. Dengan menyungging senyum, kubulatkan tekadku untuk menyongsong masa depanku. Terima kasih atas hari-hari indah bersamamu.
oooooOOOooooo

Hati-hati dengan Penipuan melalui Hipnotis

13602119891146307839

Pic:harykhan.blogspot

 

Zaman sekarang penipuan semakin canggih saja. Berbagai cara dipergunakan untuk merugikan mereka-mereka yang lengah, baik melalui media on line maupun secara langsung ( bertatap muka).Tidak habis pikir alangkah teganya mereka, padahal mereka tidak mengetahui apakah kondisi keuangan sikorban mungkin saja tidak sebaik mereka.

Baru-baru ini , tepatnya hari Senin tanggal 4 Pebruari yang lalu yang menjadi korban adalah salah satu adik saya. Adik saya berkerja di sebuah klinik kecantikan merangkap salon di daerah Jakarta Barat, tepatnya City Resort (Cengkareng).

Hari itu sekitar jam 11:30 datang seorang tamu laki-laki setengah baya menghadap adik saya. Menurut ceritanya, keponakan bapak ini akan menikah dalam waktu dekat ini si bapak ingin menanyakan biaya merias pengantin dan menyewa gaun pada salon di mana adik saya bekerja.

Setelah melalui proses tawar menawar, akhirnya disepakatilah satu jumlah untuk keperluan pernikahan keponakan si bapak. Si bapak sangat ramah ia bercerita tentang berbagai hal yang mungkin menarik bagi adik saya, terbukti dari cukup lamanya mereka berinteraksi.

Hingga pada akhirnya, si bapak menceritakana bahwa ia pegawai bea cukai yang bertugas mengurusi penyitaan barang-barang yang illegal ( barang gelap). Saat itu si bapak menawarkan beberapa gadget dengan harga yang menarik hati ( harga istimewa/harga miring). Bayangkan saja untuk sebuah handphone blackberry Dakota dihargai Rp 1.600.000, Laptop seharga Rp 1.700.000 dan banyak lagi gadget lain yang kurang diminati adik saya.

Adik saya hanya tertarik dengan laptop, karena memang anaknya yang duduk di bangku kelas 8 membutuhkannya untuk tugas sekolah. Dengan alasan untuk  bongkar peti kemas si bapak membutuh biaya, dia minta adik saya membayar Rp 1.200.000 dulu, sisanya dilunasi begitu barang di terima.

Entah mengapa, biasanya adik saya sangat berhati-hati jika ingin membeli sesuatu, tapi kali ini dia begitu gampang percaya dengan “tamu istimewa itu”. Hipnotis…..? Entahlah..tak seorang pun yang dapat memastikannya.

Setelah si tamu istimewa keluar dari Kilinik tersebut, adik saya seolah tersadar dengan kelakuannya tadi. Bahkan teriakan peringatan teman-teman sekerjanya sama sekali tidak terdengar olehnya. Aneh bukan? Masih sempat adikku bergumam, jika si bapak tadi membohongiku biarlah, nanti rejekiku datang lebih banyak.

Rupanya diam-diam salah satu rekan kerja sempat curiga dengan kelakuan si tamu istimewa. Sempat di catatnya nomor polisi motor Honda Beat bawaan si bapak yaitu B 6185 PIP.

Setelah lebih kurang satu jam setelah tamu istimewa itu meninggalkan klinik, adikku menelpon dan masih dijawab. Saat itu si bapak menginformasikan bahwa dia sedang berada di sebuah Mall. Selanjutnya, ketika adikku berusaha menelpon kembali nomor 021 – 95871476 milik si bapak ternyata tidak dapat dihubungi lagi alias tidak aktif. Tidak putus asa, sampai hari ini masih saja adikku berusaha menelpon kembali atau mengirimkan sms ke nomor tersebut. Sejauh ini hasilnya nihil

Terlepas dari benar atau tidaknya adikku menjadi korban ilmu hipnotis, saat ini timbul kengerian pada diriku, karena bagaimana hati-hatinya pun kita menghadapi penipuan seperti yang terjadi pada adikku, jika orang tersebut menggunakan hypnotis, apa yang dapat kita perbuat? Haruskah untuk menghadapi penipuan semacam ini kita pun harus belajar ilmu tersebut? Adakah solusi dari teman-teman bagaimana caranya agar kita terhindar dari penipuan melalui ilmu hipnotis?

Selamat pagi, salam berhati-hati

 

 

Kala Kecewa Menguasaimu

13599660451553932030

 PIC : Kiriman BBM seorang sahabat

Ada yang mengganjal hati saya beberapa hari ini. Apa Sebab?  Karena saya merasa diperlakukan tidak adil, karena saya merasa jasa saya dihargai tidak sepadan dengan imbalan saya terima. Saya merasa sakit hati karena tidak mendapatkan perhatian sebesar yang saya berikan dan banyak lagi ‘kurang-kurang’ yang lainnya. Pantas dong saya merasa kecewa,bukankah kecewa itu juga  manusiawi?

Tapi ingat, itu versi saya lho! Sekarang jika saya tempatkan diri saya pada posisi sebaliknya, mungkin saja saya merasa “ ahhh… apa yang saya berikan memang sudah sepantasnya, sudah memadai kok! Apa yang kamu berikan, memang sudah menjadi tanggung jawabmu dan untuk itulah saya memberikan imbalan atas jasamu”

Dua anggapan yang bertolak belakang ditinjau dari dua sisi yang berbeda. Masing-masing merasa sudah sepantasnya perlakuan mereka. Mengapa ya kita jarang sekali mencoba “memakai baju orang lain” untuk mengukur dan menyelami bagaimana perasaan dan lebih mengerti kehendak  orang lain?

Sebagian besar dari kita cenderung merasa bahwa kitalah yang paling benar, orang lain salah!  Mungkin ada juga yang peka dan merasa ‘eling’ dengan perasaan orang lain. Tapi berapa besarkah perbandingannya dengan yang  ‘lalai’. Lebih parah lagi jika ada yang pura-pura bodoh, padahal mengerti! Orang seperti ini perlu ‘cambukan ajaib’ yang cetar membahana hingga mengguncangkan khatulistiwa ( pinjam istilah Teteh Syahrini) untuk menyadarkannya agar dia tak lupa bahwa roda selalu berputar. Sedikit sentilan dari Yang Maha Kuasa mungkin akan membuat mereka tersadar di mana mereka berpijak.

Menurut saya, pantas atau tidak pantas itu bersifat relative. Pantas buat saya mungkin tidak pantas untuk anda, kecuali untuk hal-hal yang bersifat mutlak ( seperti aturan/norma atau kaidah). Jika kita pasrah dan merasa puas atas apa yang ada, niscaya rasa sesak yang bersemayam dalam dada akan terurai, sebagai gantinya rasa syukur akan mendominasi hati kita.

Yang penting kita telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik, biarlah orang lain yang menilai, sebab penilaian kita tidaklah objektif. Rasa puas yang kita rasakan akan membawa kebahagiaan dan kedamaian dalam diri kita, dengan demikian kita tidak akan terpuruk dalam kekesalan dan penyesalan yang berlarut-larut hingga tidak dapat menghasilkan apa-apa.

Salah satu sahabat menasehati saya seperti ini, “janganlah larut terlalu lama dengan rasa kesal, sebab kesal itu kita sendiri yang menciptakannya. Apa yang kamu dapatkan dengan membawa rasa kesal memenuhi hari-harimu? Adakah nilai positive yang kamu peroleh, jika tidak….. bangunlah dan berbuatlah yang terbaik yang kamu mampu” Terima kasih seniorku atas nasehat super ini…….

Kekecewaan terjadi karena kita terlalu tinggi menempatkan harapan” , jika tercapai kita anggap sudah seharusnya, akan tetapi jika tak sesuai harapan kecewalah  imbalannya.  Harapan setinggi langit memang tidak salah, tapi kesiapan kita menerima segala kemungkinan itu lebih penting.

Selalu mensyukuri apa yang telah diperoleh hari ini, dan berharap hari esok akan mendapatkan yang lebih baik dari hari ini. Semoga rasa lega akan menaungi hari-hati kita selanjutnya sehingga kita mampu berbuat dan berbuat lebih baik lagi.

******

Hidup ini harus seimbang, bagai sebuah neraca jika berat sebelah akan oleng dan pincang. “Jika Kau tak ingin menambahkan, maka biarlah aku yang akan menguranginya” dengan demikian keseimbangan akan tercipta.

000000000

Note : Tulisan ini lahir dari sebuah rasa kesal ( Adem euy… wahai hatiku)

Setangkai Rindu Untukmu

Pic : Blog.spot.com

Maukah kau menelponku sebentar, walau hanya mengucapkan I Love You?” pintamu barusan. Aku ingin sekali sayang….. Tuntutan dalam hatiku dari tadi terus mendesak dan menggodamku untuk menghubungimu, tapi tak kulakukan. Aku rela memendam kerinduanku padamu sekuat hatiku, karena aku tak ingin mengganggumu. Aku tak ingin mengganggu waktu rehatmu, sebab kutahu kau sangat lelah hari ini.

Aku telah lulus uji kesabaran yang kau ajarkan padaku dengan nilai A” itu kukatakan padamu tadi pagi. Walau kedengarannya seperti lelucon, tapi benar adanya. Aku tak peduli kau menanggapinya dengan tawa, seolah meragukan pernyataanku. Caramu memberikan pelajaran padaku sungguh unik, setiap kesalahan yang kulakukan mendapat hukuman yg membuat mengerti dan jera mengulanginya.

Makanya, kalau bicara tuh jangan asal ceplos saja, apa yang dipikirkan langsung saja dikeluarkan. Mbokya dipikir-pikir dulu” itu nasehatmu berulang-ulang kepadaku. Memang betul, itulah aku! Sisi jelek diriku lainnya adalah tak sabaran mendengar lawan bicara berkata-kata lamban. Aku sering memotong pembicaraan orang lain yang kuanggap hmmmmmm…. Lamban.

Aku kangen sayang….. duh, tahukah kau, walau kubilang “rehatlah say” tapi hatiku berkata “jangan biarkan aku sendiri sayang, temani aku. Belum puas aku menikmati kebersamaan kita walau tanpa bertatap muka”. Egois ya aku…..? Tapi aku jujur lho mengungkapkan semua ini.

Ketika rasa tak puas ini kurasakan, aku segera menulis tentang perasaanku dan rasa tak puasku. Seolah aku bicara denganmu. Kubayangkan engkau mendengarku, membayangkan kau tersenyum ketika aku mau menang sendiri mempertahankan pendapatku yang ternyata salah. Kemudian kau balas mentertawakan saat aku menyadari kesalahanku.

Sudah salah…. Ngotot dan galak lagi!” Itu katamu jika aku tak mau kalah dengan pendapatku. Hihihihi… Sifat jelekku bertambah lagi!

Tapi aku mengakui salahku tanpa malu-malu kalau memang ternyata aku salah. Biasanya aku akan bilang ” ternyata di kau benar say…….aku kok tak pernah benar yach kalau berdebat denganmu, lain kali aku tak mau lagi deh ngotot”. Ku bayangkan pasti kau tersenyum simpul menghadapi kelakuanku. Hahahaha…… Caramu memberitahukan kesalahanku tidak langsung menyalahkan, tetapi membiarkan aku mencari sendiri kebenarannya dan itu cukup membuatku malu sendiri.

Kuingat, engkau berkata “bukan selalu salah say, tetapi belum pernah betul” hahahahahaha….. Lembut tapi sadis! Ada saja istilahmu membuatku menerima kekalahanku tanpa sakit hati. Aku menyukai metode pengajaranmu…. ! Ahhhhh…. mengingatmu tak akan pernah ada habisnya, mungkin karena aku sangat mencintaimu……..

****

Malam ini, kucoba meredam setangkai kerinduanku padamu. Biarlah kerinduan ini bermegah dalam relung hati. Kuyakini kala aku merindukanmu, engkaupun merasakan sama seperti yang kurasa. Adakah cinta tanpa kerinduan, adakah kerinduan tanpa cinta dan adakah cinta tanpa pengorbanan?

Wahai cintaku, kuhaturkan Setangkai Rindu Untukmu. Terimalah dan jagalah dia, agar ia hidup sampai di akhir napas kita. Bukankah  seperti itu yang kita inginkan?

*************************

Hati Menangis dan Bibir Tersenyum

Jika ada yang mengatakan bahwa “ hati wanita sangat sulit diselami” rasanya itu benar seratus persen.  Terkadang karena suatu sebab dan  lain hal, seorang wanita terpaksa menyembunyikan keadaan /suasana hatinya di depan umum. “hati menangis, tapi bibir tersenyum” sanggupkah kaum pria melakoninya? Saya tidak mengatakan hanya kaumku yang piawai menerapkan ilmu mumpuni itu, kaum Adam pun ada juga yang mampu melakukannya, hanya saja sepertinya mayoritas kaum Hawa .

Pernahkah anda, khususnya kaum Hawa berada pada situasi seperti ini “hati menangis namun bibir tersenyum?” Saya yakin  tidaklah mudah bagi kita bersikap demikian.  Sebab menurut hematku, jika ada bagian dari tubuh kita yang sakit, secara otomatis semua ”sahabat-sahabatnya” yang lain akan ikut terpengaruh dan turut berpatisipasi merasakannya.

Suatu penghargaan yang setinggi-tingginya kuhaturkan kepada mereka yang sanggup menerapkan ilmu yang kusebut “ilmu kendali diri” ini  dengan sempurna. Yang pasti aku sendiri merasa sangat kesulitan menjalankannya, yang ada malah “hati menangis, airmata mengalir, mulut terkunci  dan kaki tangan mogok menjalankan tugasnya”

Lantas, timbul pertanyaan : Manakah yang lebih baik, menyembunyikan kesedihan kita kepada si  pembuat  sedih dan orang-orang sekitar kita, dengan cara  seolah tak terjadi apa-apa atau mengemukakannya secara jujur apa yang kita rasa dengan  siap menghadapi  segala resiko, misalnya pertengkaran  dan mungkin  akan menyakiti dan menempatkan si ‘dia’  pada posisi yang serba salah.

Jika alternative pertama  yang jadi pilihan, tentu si pembuat sedih sampai kapan pun tidak akan mengetahui derita kita. Dengan demikian siap-siaplah kita memperpanjang waktu berharga kita dengan serentetan kesedihan sampai seluruh “sahabat-sahabat” hatimu mengajukan protes dan beraksi anarkis.

Kata orang,mayoritas wanita-wanita Jawa sangat pandai “berolah rasa”. Mengapa hanya wanita Jawa saja yang dikaruniakan sifat seperti itu? bukankah bahan dasar hati setiap manusia sama, yaitu segumpal daging bukan batubata, atau tanah liat? Mungkin  faktor lingkungan juga mempunyai andil yang menentukan cara berpikir dan bersikap seseorang.  Apa pun itu, tak seorang pun manusia yang bercita-cita memilih kesedihan dalam hidupnya. Semua orang berhak bahagia, bukan?

Timbul kembali pertanyaan. Jika seseorang tak pernah merasakan kesedihan tentu dia pun tak akan mengerti akan arti kebahagiaan. sebab kesedihan dan kebahagiaan ibarat dua belah mata pisau yang saling bersisian. Tinggal bagaimana cara kita mengolah kedua rasa yang bertolak belakang tersebut agar selaras dalam kehidupan kita?

Suka dan duka, Bahagia dan Penderitaan adalah rangakaian kehidupan yang harus kita jalani.  Cara setiap personal menghadapinya tentu berbeda-beda.  Berharap penderitaan seminimal mungkin menghampiriku.  Kalau pun harus kuterima jua, semoga dapat kuhadapi dengan bijak. Salam bahagia di pagi ini…….

Runtuhnya Keangkuhanku

1359389356625342796

Pic : female.com

“Kalau mau bertengkar, tanggal 30 saja, say. Jangan sekarang…. okay???” pintamu setelah rentetan chat kita di bbm.

Tak ada maksudku mengajakmu bertengkar. Jujur kuakui kadang cemburu itu memang ada, dan aku berusaha dengan rapi menyembunyikannya di sudut hatiku yang paling dalam. Karena kutahu kau akan semakin serba salah dengan keadaan seperti itu. Aku tak ingin menempatkan dirimu pada posisi sulit.

Tak terasa setahun sudah usia hubungan kita. Selama setahun bersamamu kurasakan hidupku penuh warna, walau terkadang pertengkaran melintas antara kita. Tak apa, anggap saja itu bumbu dari sebuah hubungan. Kuberusaha mengerti kamu semampuku, termasuk meredam keinginanku untuk menuntut lebih padamu, kutahu itu tak mungkin. Aku bukan type perempuan penuntut, yang kuinginkan sesungguhnya adalah kau menyadari apa mauku.

Bukan tak pernah kau menyakitiku, dan kuyakin engkaupun pernah merasa tersakiti olehku. Kuingat saat beberapa bulan umur hubungan kita, kata-kata tajammu sangat melukaiku. Aku hanya mampu menutup wajahku dengan tangan gemetar. Menyalahkan diriku yang begitu lemah di depanmu, perlawananku bagai tak artinya jika berhadapan denganmu. Aku bagai tak mengenali diriku sendiri…. entah di mana aku yang dahulu?

Dalam hidupku, di seluruh perjalanan dan di seluruh pengalaman yang pernah kujalani, baru sekali inilah aku memgalami perasaan yang sedemikian menyakitkan. Begitu sakitnya sampai melanjutkan tangis pun aku tak sanggup lagi. Begitu pedih dan perihnya jiwaku sampai berpikir apapun aku tak mampu lagi. Ini benar-benar suatu tragedi, bahkan suatu malapetaka bagiku.

Sesuatu yang merusak seluruh prinsip hidupku, sesuatu yang menghancurkan seluruh kebanggaanku selama ini. Sebab selama ini aku adalah wanita yang mandiri, khususnya secara mental, di mana hatiku tetap utuh tanpa pernah dipengaruhi oleh keberadaan seorang lelaki dalam bentuk ketergantungan apa pun. Tetapi kini, rasanya nilai seperti itu sudah tak ada lagi padaku. Bahkan tak tersisa sedikitpun. Semua itu terjadi sejak kau hadir dan merusak tatanan pertahanan hatiku yang telah kususun dengan rapi.

Mengenalmu, membawa perubahan besar padaku. Bahkan aku sendiri baru menyadari bahwa sesungguhnya aku bukanlah gunung es yang telah lama membeku seperti perkiraan orang-orang selama ini terhadapku. Menolakmu bukannya tak pernah kucoba, tapi semakin kuberusaha menghalau sosokmu dalam bayanganku semakin jelas jua kau tampakkan dirimu dan selalu menjadi bayang-bayang di setiap langkahku.

Ya Tuhan, kenapa begini jadinya? Aku terus mengeluh sendirian dengan perasaan yang semakin lama semakin tercabik-cabik. Sebab setelah semua yang terjadi di antara kita, semakin kurenungkan, makin kurasakan seperti sedang berdiri di muka layar film yang sedang memutar seluruh kisah paling memalukan dalam hidupku. Seluruh hati nurani sampai paling tersembunyi, menggugatku keras-keras.

Aku kenal diriku. Aku bukanlah wanita yang mudah tergiur oleh hebatnya seorang laki-laki dan betapa pun besarnya daya pikatnya. Dari dulu sepotong hatiku telah kuserahkan secara utuh untuk seseorang yang telah menjadi masa lauku. Dia yang sejak remajaku telah mengambil semua simpati dan cintaku, kemudian membawanya pergi, lenyap tanpa jejak.

Tak pernah kurencanakan menggantikannya dengan seseorang yang baru kukenal. Tapi kau, …. kau telah memporak-porandakan susunan puzzle kokoh dalam hatiku. Tak kusadari dan tak kuramalkan sebelumnya ternyata harus kuakui aku telah jatuh cinta padamu. Kau dengan segala tingkah lakumu yang terkadang keras dan egois namun kau pun dapat selembut serabut kapas. Perpaduan laku yang kontras membuat kau lain di mataku.

Setahun yang lalu, tepatnya tanggal 29 Januari dimana aku mengakui kekalahanku mempertahankan semua keangkuhanku, kegagalanku meyakini akan arti sebuah kesetiaan, ambruknya sebuah kesombongan yang telah lama tertanam dalam hatiku. Aku menerima cinta lain dalam hidupku, sebuah cinta unik yang ditawarkan seseorang dengan pribadi unik pula. Tak sedikit pun persamaan sifat antara dirimu dengan tokoh yang telah membawa pergi cinta remajaku.

Dan kini kusadari, tanpa kau dalam hidupku aku bagaikan robot. Kau semangatku, doping bagiku sekaligus candu yang setiap saat menggerogoti waktu dan pikiranku. Sayang……. kutak ingin menuntut apapun darimu, biarlah kujalani hidupku bagaikan air mengalir. Kau dan aku mengerti di mana kita berpijak. Biarkanlah aku menikmati semua rasa indah yang mengalir dalam hidupku, kuharap kau pun demikian. Semoga………

Karena Aku Terlalu Mencintaimu

Kuhantar tanya pada diriku sendiri, apa gerangan membuat cintaku menjulang tinggi padamu? Aku tersungkur dengan cinta ini, aku takluk. Emosi dan gamitan rindu belum pernah terjadi di sejarah hidupku. Kuterpukau dengan kharismamu, kutiada sanggup palingkan wajah walau sejenak ketika bersamamu.

Warasku kian melayang tanpa arah, berserakan tak terkendali. Bilik jiwaku, terisi indahmu, getarkan tiap inci bagian tubuhku. Pesonamu bekukan egoku. Rasa itu kelewat indah mengkristal dan aku akan menjaganya. Selamanya…..

Betapa nestapa jika satu jam saja aku tak mendengar kabarmu, kemanapun kau pergi, apapun lakumu, apa hobbymu selalu ingin ku ketahui. Siapakah engkau, hingga begitu besar keinginanku untuk mengenalmu? Rasanya tak pantas kulakukan semua itu. Adakah kau merasa terganggu dengan kebiasaanku itu, sayang……..? Jika kelakuanku buatmu merasa tak bebas, aku minta maaf……

Sungguh…! Akupun tak ingin bersikap demikian, sayang….. Kubegitu karena kuterlalu mencintaimu, kelewat menyayangimu. Walau kau tak pernah berucap akan keberatanmu, tapi perasaanku mengatakan kau kurang menyukai sikapku. Aku akan berusaha sayang, kendalikan rasa cemasku akan kehilanganmu.

Kuingin kau tahu, alangkah besarnya cintaku padamu, betapa sayangku padamu, rindu jangan kau kira. Engkau ‘tlah berkuasa atas nafasku, gerakku dan tidurku. Ada bayangmu, ada bayangmu. Mengapakah engkau setia membayangi kemanapun ku pergi, apa yang sedang kulakukan, bahkan dalam mimpipun kau  hadir?

Kala malam telah larut, sebelum alam mimpi menyapa. kukhayalkan tentangmu. Terserah aku,  apa khayalanku sebab akulah pelakon utamanya, sutradara, produser dan animatornya. Gemuruh nan lembut bait lantunan doa kupanjat kepadaNya untukmu seorang, agar engkau dianugerahi perlindungan dalam menapaki kehidupan. Mengingatkan engkau agar bersyukur akan nikmat yang telah kau raih dan tabah menghadapi segala cobaan dariNya.

Rasakanlah sayang…. Ikutilah alunan rasa cintaku yang kuhembuskan kepadamu. Ke sinilah bersamaku, mendekatlah kepadaku, kita nikmati indahnya rajutan cinta. Ajarilah aku agar tak ego dalam mencintaimu, karena aku mengerti, aku tiada dapat memilikimu seutuhnya. Aku harus rela berbagi dengan orang-orang yang mencintaimu, pulalah segala aktifitasmu.  Aku cukup puas dengan apa yang kau berikan kepadaku selama ini.

Aku tak tahu apa yang akan terjadi dengan kita nanti, tapi aku selalu berdoa semoga kita disempatkan untuk saling mencintai, wujudkan apa yang kita rencanakan. Menggapai harapan yang kita renda bersama. Dengan kau di sisiku, kuyakin aku akan kuat menghadapi apapun kesulitan yang mungkin terjadi di depan kita. Sanggupkah kau menopangku, sayang?. I love you….!!!

Rasa memiliki itu hidup seperti sel, semula satu dan kemudian terpecah menjadi seribu satu. Aku menyimpan sel-sel yang sangat sehat, ia akan terpecah di luar kendali cinta itu sendiri. Sel itu akan terus merambah, mereka akan hidup melingkari kita,semenjak kita saling mencinta … Suka ataupun tidak.

Kau dan aku berkeinginan melanjutkan hubungan kita, bersama kita beriringan berjalan ke depan, buanglah semua keraguan akan kesungguhan kita satu sama lain. aku akan mencoba untuk lebih mengerti engkau, mengikuti harmoni kehidupanmu dan berusaha menerima semua yang ada padamu,…… karena aku mencintaimu!!!

Semua guratan takdir akan kupapasi, terlanjur percaya  seutuhnya janji kehidupan. Aku titipkan semua ini padaMu Tuhan, jika Engkau menghendaki  maka …… biarkanlah itu terjadi. Kau dan aku hanyalah wayang, yang  selalu mengikuti kehendak Sang Dalang. Yang kulakoni saat ini hanyalah…. Terlalu mencintaimu!

******************