Kuingin Kau Bahagia

13323383961439443093

Kuingat pada sore itu, di sebuah bangku panjang kita duduk berdua. Nampak olehku ada sesuatu  maha penting  yang ingin kau sampaikan padaku. Kegelisahan nampak nyata pada raut wajahmu yang biasanya santai. Jemari tanganmu saling meremas satu sama lain, hingga menimbulkan bunyi yang menggiris bagiku. Apa gerangan berita penting itu, hingga membuat engkau begitu gelisah?

Kutatap wajahmu tepat dikedua bola matamu. Kau menghindar tatapanku, kalah. Lantas menunduk, seakan ujung sepatumu dan sepatuku lebih menarik perhatianmu daripada aku yang ada di sampingmu. Tak sabar kuraih kedua tanganmu, kugenggam dengan kuat dan kuletakkan di pangkuanku seolah ingin menguatkanmu. “Sekarang, ceritakanlah padaku apa yang hendak kau katakan. Aku siap mendengar apapun itu.” ucapku pelan tanpa melepaskan genggamanku.

Dengan kalimat yang terpatah-patah kau ceritakan padaku tentang siapa dirimu sesungguhnya. Sangkamu aku akan terkaget-kaget dan segera membalikkan badan  meninggalkamu? Sama sekali tidak, …..sayang! Tak ada yang berubah pada diriku setelah mendengar ceritamu. Malah aku semakin mengerti engkau, makin kumencintaimu. Hapus semua keraguanmu padaku!

Apapun adanya dirimu  tak akan mengurangi penilaianku terhadapmu. Kau tetaplah sama dengan yang pertama kukenal. Kau adalah kau, sosok yang membuatku kagum dengan segala sikap dan ulahmu. Dengan segala kelebihan dan kekuranganmu. Manusia tak ada yang sempurna, bukan?

Pernahkah kau mendengar tentang ‘metamorfosa manusia‘? Setiap manusia pasti mengalami metamorfosa. Akan tetapi kita beda dengan kupu-kupu dan katak yang mengalami metamorfosa dengan proses yang sama. Sedang kita,… kita dapat merubah diri kita menjadi lebih baik,dan lebih baik lagi tanpa merubah bentuk kita.

Yakinlah sayang, jika kita berusaha tak akan ada yang sia-sia. Paling tidak, kita dapat mengambil hikmah atas suatu kegagalan dan mensyukuri atas suatu keberhasilan. Kegagalan adalah pelajaran berharga agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jalanilah hidup seperti air mengalir, ikuti arusnya yang membawa kita dan jangan dilawan! Karena itu akan menguras tenaga dan berakhir sia-sia.

Maafkanlah aku yang tak peka selama ini, berbagai tuntutanku pastilah menimbulkan kesulitan buatmu. Sering kuberteriak dalam hati, mengajukan protes atas sikapmu yang menurut tak sebanding dengan yang kulakukan untukmu. “Kau tak peduli padaku, kau biarkan rasa cemasku menunggu kabar darimu dan kau tak menyayangiku sebesar aku menyayangimu!”, dan banyak lagi tuduhan-tuduhanku terhadapmu tanpa kucoba mencari tahu penyebabnya.

Yang kutahu, kau harus ada disetiap aku butuhkan. Kau harus siap menghiburku kala kusedih, memberikanku semangat saat kuterpuruk, memberikan solusi atas masalahku! Tapi tak kusadari, engkaupun punya segudang masalah yang tak ingin aku ketahui. Kau sembunyikan rapat-rapat dariku dengan alasanmu sendiri.

Pernah kuberteriak kala kita beselisih “Tuhan, adakah kau ciptakan jalan yang indah untuk sebuah perbedaan??” Padahal kusadari karena perbedaanlah yang membuat semuanya menjadi indah. Seperti katamu ” coba bayangkan, jika di bumi ini semua bunga hanya ada satu warna, di mana letak keindahannya? Tuhan menciptakan perbedaan agar kita dapat menikmati keindahannya

Tahukah kau, aku bangga padamu.  Bangga dengan perjuanganmu menghadapi hidup . Aku merasa punya arti jika diizinkan mengambil bagian dari masalahmu, mungkin tak banyak yang dapat kuperbuat. Paling tidak, aku akan menjadi pendengar yang baik bagimu. Ceritakanlah padaku semua keresahan dan membelitmu selama ini. Jadikan aku sebagai kertas untuk menulis semua yang kau rasa dan aku siap menampung semua yang akan kau tulis.

Berbagai kejadian telah kita alami bersama, dan setiap kali masalah datang, sejauh ini kita dapat menyelesaikannya. Aku ingin kita seperti sebuah team, team  yang solid untuk kita sendiri. Aku tak ingin kau menyembunyikan gurita hidupmu sendiri, heeeiiii…. masih ada aku!! Aku siap menjadi kertasmu, sekaligus menjadi penamu. Ayo tuliskan semua resahmu…….gerakan jemarimu dan mulailah menulis.

*****

Dan malam ini, aku merasa sendiri!  Kejadian sore itu bagai  baru kemarin kurasa. Seperti yang berulang-ulang kukatakan padamu “aku akan turut berbahagia jika engkau bahagia” dari jauh kulihat engkau nampak tertawa bahagia bersama seorang  wanita yang telah menjadi ibu dua malaikat kecilmu. Tak terasa menetes air mataku, entah air mata bahagia ataukah air mata penderitaan. Aku tahu suatu saat semua ini akan terjadi. Walau telah kupersiapan jauh-jauh hari, tetap saja rasa ngilu itu ada.

                                                           *****

Pernah kubaca kalimat seperti ini “Andai semua angan dapat kugapai tanpa cela, maka akan kutembuskan anganku melewati batas cakrawala. Memilikimu adalah mimpi yang terindah. Dan melabuhkan hati padamu adalah pengharapanku yang sebenarnya. Tapi merelakanmu adalah hal terhormat “.
Ahhhhh….. cukuplah sudah kusaksikan kau bahagia, biarlah aku menata kembali sekeping hati yang porak poranda. Kuyakin aku mampu mengatasi kemelut dalam batinku. Dengan menyungging senyum, kubulatkan tekadku untuk menyongsong masa depanku. Terima kasih atas hari-hari indah bersamamu.
oooooOOOooooo

Tinggalkan komentar